BIMA, LINTASRAKYATNTB.COM – Seorang pasien pria tanpa identitas ditemukan tewas di halaman PKM Woha, Kabupaten Bima pada Sabtu (31/9/2024) sekitar pukul 22.00 WITA.
Pria yang diketahui seorang pengamen diduga asal Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu tewas lantaran terkendala biaya untuk berobat sehingga dikeluarkan oleh petugas PKM setempat sebelumnya. Hal itu dikatakan seorang pengunjung keluarga pasien lainnya usai kejadian menggegerkan itu.
Seorang pengunjung yang dikonfirmasi awak media mengaku kaget adanya orang meninggal di halaman PKM. Padahal, ini pasien juga dan bahkan kasurnya pun milik PKM.
“Kami kaget sekali kejadian ini. Pasien sampai meninggal di halaman. Walaupun ada alasan lain, tapi minimal jangan dibiarkan meninggal di luar seperti ini,” ujarnya.
Korban ini awalnya dilarikan oleh anak-anak dari Sumba ke PKM karena keseharian almarhum merupakan seorang pengamen. Diketahui baru dua hari dilarikan ke PKM tidak dilayani. Korban jangankan diberi obat, diperiksa secara insentif pun tidak dan malah dikeluarkan dari ruang inap sampai meninggal dunia di halaman PKM ini. Aksi tidak manusiawi petugas PKM ini harusnya diproses secara mendalam.
Ya, harus diproses apalagi sudah menghilangkan nyawa seseorang dan ini kuat diduga kelalaian bahkan masuk pembunuhan secara rapi,” tegasnya..
Kepala PKM Woha Dewi Puspaningsih yang dihubungi membantah bahwa itu sengaja dikeluarkan, tapi almarhum banyak tingkah dalam ruangan.
“Karena sering berulah akhirnya petugas jaga saat itu keluarkan pasien itu ke halaman PKM,” ujar Dewi.
Sementara seorang pemuda membantah pernyataan Kepala PKM karena fakta yang terjadi, jauh yang diungkapkan Dewi.
“Korban sampai meninggal dunia di halaman PKM memang sengaja dikeluarkan dengan alasan tak ada keluarga dan juga biaya,” ungkap Ardiansyah.
Menurut dia, petugas juga memberikan makanan berupa nasi yang sudah basi, jajan pakai plastik putih, dan air kran yang dimasukkan dalam botol bekas.
“Alm dikeluarkan karena banyak tingkah yang dinarasikan Kepala PKM Dewi itu tak benar, mereka sengaja keluarkan ke halaman secara tidak manusiawi,” tegas Adian sapaan akrabnya itu sesat setelah insiden itu terjadi. (Red)