Oknum Guru SMA di Madapangga Aniaya Murid

lintasra | 1 August 2024, 11:56 am | 737 views

Ilustrasi 

BIMA, LINTASRAKYATNTB.COM – Oknum guru Sekolah Menengah Atas (SMA) di Madapangga, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) berinisial A diduga menganiaya muridnya pada Selasa (4/7/2024).

Keluarga korban membenarkan adanya peristiwa yang dialami seorang anak yatim yang baru menduduki bangku kelas satu itu. 

“Benar, anak saya dianiaya guru lulusan PPPK itu,” ungkapnya kepada lintasrakyatntb.com, Kamis (1/8/2024).

Akibatnya, kata dia, korban mengalami luka bengkak dan memar di bagian mukanya sehingga dilarikan ke puskesmas guna perawatan medis sekaligus visum.

Menurut dia, korban dianiaya lantaran kesalahan dalam latihan gerak jalan persiapan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia.

“Kasus pun sudah saya laporkan hari itu juga. Namun, hingga kini belum ada proses serius polisi,” ujarnya nada sedih.

Disinggung isu perdamaian, dia menyebut bahwa sejak kejadian hingga sekarang belum dilakukan.

Diakuinya oknum guru itu datangi neneknya. Dia datang bersama saudaranya yang perangkat desa tadi malam. 

Tujuannya meminta damai, namun neneknya memberitahukan bahwa terkait masalah itu tidak bisa dilakukan sepihak dan harus menunggu ada persetujuan semua keluarga terutama ibunya yang melahirkan.

“Intinya sampai detik ini masalahnya masih berproses hukum di Polsek Madapangga. Informasi damai itu adalah tidak benar,” pungkasnya.

Sementara itu, oknum guru A itu membantah adanya penganiayaan terhadap korban itu.

“Saya tidak menganiaya anak itu dan masalahnya sudah selesai secara kekeluargaan tadi malam,” katanya, Kamis (1/8/2024).

Disinggung perdamaian, dia menyebut bahwa sejak kejadian hingga sekarang belum dilakukan.

“Jangankan soal damai, datang saja melihat anak saya tidak ada,” pungkasnya.

A membantah karena merasa tidak benar bertindak seperti yang berkembang dan itu dipelintir pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Saya hanya perlakukan sebatas pembinaan saja. Tapi, bukan aniaya,” ujarnya.

Sebelumnya, kata dia, ada perkelahian antara mereka dan untuk mencegah terjadi membias, lalu dipanggil untuk latihan baris-berbaris mengingat mereka akan menjadi anggota paskibraka pada upacara 17 Agustus 2024.

Namun, saat teman-teman yang lain serius berlatih, anak itu menunjukkan sikap yang terkesan mengejek, lalu ditendang tumit sepatunya hingga jatuh. Nah, bangkit dari jatuhnya, sontak mau melawan.

Agar anak itu bisa mengintropeksi diri atas sikapnya itu, jadi dipegang leher bajunya dan ditampar-lah dengan punggung telapak tangan. Pun tidak keras, tapi anak itu rupanya tidak terima dan akhirnya mau melayangkan pukulannya.

“Ya, daripada saya dipukul lebih duluan, terpaksa saya tonjok dahinya. Anehnya, yang heboh selain dianiaya, juga disobek-sobek bajunya,” tutupnya.

Kapolsek Madapangga IPDA Kader melalui Kanit Reskrim Heri Kiswanto membenarkan adanya laporan pengaduan korban anak itu. Kasusnya sedang berproses.

“Benar, dan dalam proses penyelidikan,” tandasnya. (Habe)

 

 

Berita Terkait